Di balik kejeniusan dan kehebatannya mempersembahkan trofi bagi Manchester United, Sir Alex Ferguson bukanlah seseorang yang dikenal pandai mengendalikan kemarahannya.
Sir Alex pasti akan menggerutu atau bahkan mencaci maki terhadap apa/siapapun yang tidak ia sukai.
Karakter 'eksplosif' Fergie kerap tertutupi prestasinya yang gemilang bersama Manchester United selama lebih dari 26 tahun terakhir.
Namun, seperti halnya setiap manusia, Sir Alex juga memiliki sisi negatif di dalam dirinya: emosi yang terkadang tidak dapat dikendalikan ketika ia menemukan sesuatu yang tidak ia senangi.
Sebagai orang yang tumbuh besar di kota Govan, Skotlandia, Sir Alex tak segan-segan untuk menunjukkan betapa kerasnya lingkungan hidup saat ia kecil dulu.
Di bawah ini adalah beberapa hal yang mampu membuat pelatih berusia 71 tahun ini meluapkan kemurkaannya.
- Kebiasaan Mabuk-mabukan
Sir Alex Ferguson sangat membenci kebiasaan mabuk-mabukan di kalangan pemain sepakbola, terutama jika itu terjadi di dalam skuad yang dipimpinnya. Tetapi masalahnya adalah ketika ia pertama kali menginjakkan kaki di Old Trafford pada tahun 1986, Manchester United adalah salah satu klub Inggris dengan budaya alkohol yang sangat kencang.
Salah satu 'korban' Ferguson adalah Paul McGarth. McGarth merupakan salah satu pemain terbaik dalam skuad United kala itu, namun kebiasaannya meminum alkohol tidak bisa ditolerir oleh Sir Alex.
McGarth pun akhirnya 'ditendang' oleh Sir Alex Ferguson ke Aston Villa setelah dituding melakukan interview dengan salah satu wartawan dalam kondisi mabuk berat.
- Menikah dengan Orang yang Tidak Tepat
Ada satu orang yang antipati ketika David Beckham memutuskan untuk menikahi Victoria Adams. Dia adalah Sir Alex Ferguson. Sir Alex menilai pernikahan ini akan punya pengaruh buruk terhadap karir Beckham di lapangan hijau. Ia menganggap kebintangan Victoria akan mengganggu kosentrasi Beckham yang kala itu adalah pemain andalan Fergie di skuad utama United.
Puncaknya adalah ketika Beckham meminta izin untuk absen dari latihan rutin klub dengan alasan mengurus anak dan malam harinya Victoria muncul dalam sebuah acara pagelaran busana di pusat kota Manchester. Fergie pun langsung memasukkan nama Beckham ke dalam daftar jual klub.
- Menolak Dicadangkan
Dalam aturan baku Ferguson, semua pemain harus menuruti dan mengikuti semua kebijakannya selama ia melatih klub tersebut. Hal ini rupanya tidak terlalu diperhatikan oleh Ruud van Nistelrooy.
Semenjak didatangkan dari PSV Eindhoven, Nistelrooy menjelma menjadi 'predator' mematikan bagi skuad 'Setan Merah'. Ia pun dielu-elukan oleh fans fanatik Manchester United. Namun hal tersebut tidak membuat Nistelrooy menjadi pemain khusus di mata Sir Alex. Dan ketika striker asal Belanda ini menolak untuk duduk di bangku cadangan karena kecewa tidak menjadi pemain inti, Ferguson pun langsung mendepaknya dari skuad utama United.
- Menulis Sembarangan
Ferguson pernah murka terhadapa salah satu punggawa United yakni Jaap Stam. Ferguson berang karena Stam menulis bahwa Fergie melakukan pendekatan ilegal saat dirinya masih berkostum PSV di biografinya. Tak lama setelah itu, nama Jaap Stam pun lenyap dari daftar skuad utama United.
- Minta Pindah ke Liverpool
Ketika masih berkostum 'Red Devils', Gabriel Heinze adalah salah satu pemain pujaan publik Old Trafford. Ketika Heinze merasa posisinya merasa tidak terjamin di skuad utama United, ia lalu mengajukan diri untuk dijual dan pindah ke rival abadi United yakni Liverpool. Entah apa yang ada di pikiran Heinze kala itu, namun yang jelas keinginan Heinze tersebut membuat sang manajer, Sir Alex, marah dan murka yang mengakibatkan 'diparkirnya' Heinze sebagai penghuni abadi bangku cadangan Old Trafford.
Sir Alex sebenarnya mau saja menjual Heinze, tapi ke Liverpool?
- Sepatu Diego Forlan
Ada fakta menarik dibalik kepindahan Diego Forlan dari Manchester United ke Villareal. Striker asal Uruguay tersebut dijual oleh Fergie bukan karena minimnya jumlah gol yang ia cetak selama berkostum United melainkan karena ia tidak mendengarkan nasehat Sir Alex perihal sepatu.
Sebelum big match melawan Chelsea, Sir Alex sempat menasehati Forlan untuk menggunakan sepatu dengan pull panjang karena kondisi lapangan saat itu sedang basah. Forlan pun mengangguk tetapi tidak menuruti nasehat Fergie tersebut dan tetap memakai sepatu ber-pull pendek yang menurutnya lebih nyaman untuk ia kenakan.
Di tengah pertandingan, Forlan terjatuh di depan gawang Chelsea saat ia memperoleh peluang emas untuk membobol gawang 'The Blues' Chelsea. Seusai laga, Forlan mengganti sepatu yang ia pakai dengan sepatu pull panjang, namun naas Sir Alex memergoki Forlan di ruang ganti. Sir Alex kemudian melempar sepatu Forlan tersebut dan tak lama kemudian Forlan harus pasrah menyadari dirinya diasingkan ke Villareal oleh Ferguson.
- Sok Jagoan
Di awal dekade '90an, Paul Ince merupakan sosok pemain yang paling berpengaruh di ruang ganti Manchester United. Seluruh punggawa United kala itu sangat menghormati gelandang Inggris tersebut.
Ince sendiri mempunyai julukan unik untuk dirinya yaitu Guv'nor yang mempunyai arti pemimpin dan ruang ganti United adalah wilayah kekusaannya.
Ferguson yang tidak suka dengan perangai Ince tersebut akhirnya menjual sang gelandang ke kota Milan untuk bergabung dengan klub Inter Milan.
- Terlalu Banyak Bicara
Tidak boleh ada yang terlalu banyak bicara melebihi kapasitas seorang manajer. Hal itulah yang diterapkan Fergie dalam skuadnya, dan Roy Keane menjadi salah satu pemain yang harus tersingkir karena hal ini.
Bagaimana bisa seorang kapten fenomenal seperti Roy Keane dilego ke Glasgow Celtic oleh Ferguson? Jawabannya adalah karena Keane telalu bawel bagi Sir Alex.
Keane, yang bisa dikatakan memiliki sifat yang hampir persis dengan Sir Alex, pernah mengkritik manajemen United terkait buruknya fasilitas pre-season klub kala itu.
Puncaknya adalah ketika Keane memaki-maki pemain muda Manchester United usai kalah 1-4 dari Middlesborough di MUTV. Tak lama setelah itu, Keane pun didepak oleh Ferguson dari Old Trafford.
No comments:
Post a Comment
Follow @SemuaInfoBola_ ya! Acc twitter kami!