Pertukaran jersey antar pemain sepakbola saat ini sudah menjadi tradisi dan 'ritual' unik yang kerap terjadi di akhir laga.
Ritual tukar jersey ini bisa dikatakan adalah sisa-sisa peninggalan nenek moyang manusia yang masih eksis hingga peradaban modern saat ini yaitu sistem barter, sebuah sistem perdagangan yang paling masuk akal menurut hemat saya.
Tradisi saling bertukar jersey ini tentu saja memiliki asal-usul yang tertulis dalam buku besar catatan sejarah dunia sepakbola. Menurut data yang ada, bertukar jersey dilakukan sebagai cindera mata pertama kali dilakukan pada laga Prancis kontra Inggris tahun 1931 silam. Semenjak itu, ritual ini terus dilakukan hingga kini.
Dalam laga Arsenal kontra Manchester United beberapa saat yang lalu, ada cerita menarik dari Robin van Persie dan Theo Walcott. Dua manusia ini melakukan pertukaran jersey di dalam lorong pemain. Mereka melakukan hal ini dengan maksud untuk menghindari fans yang akan menghina mereka habis-habisan andai barter tersebut dilakukan di tengah lapangan.
Terdapat juga sejumlah kisah unik lainnya terkait pertukaran jersey antar pemain sepakbola yang menarik untuk diingat, mulai dari yang terkesan elegan hingga yang menimbulkan kontroversi.
Pele (Brasil) dan Bobby Moore (Inggris) mempunyai kisah unik saat mereka memperkuat timnas masing-masing dan bertanding pada Piala Dunia 1970 di Meksiko. Kedua pemain ini melakukan pertukaran baju di akhir laga yang dipicu oleh dua momen penting.
Momen pertama adalah penyelamatan gemilang yang dilakukan oleh kiper timnas Inggris, Gordon Banks, dari peluang 99% gol milik Pele. Dan yang kedua adalah tackle penyelematan yang dilakukan oleh Moore untuk menghalau peluang Jairzinho. Kedua momen ini membuat penonton yang hadir di stadion bergemuruh.
Untuk menunjukkan rasa hormat dan kekaguman, Pele mendekati Moore di akhir laga dan kedua pesepakbola manusia tersebut berpelukan sembari menukar jersey satu sama lain. Pele juga pernah berkata kepada media bahwa Moore merupakan salah satu bek tangguh dan sulit untuk ditaklukkan dalam karirnya di atas lapangan hijau.
Cerita pertukaran jersey antara George Cohen dan Alberto Gonzalez dalam laga Inggris kontra Argentina di babak semifinal Piala Dunia 1966 tak kalah menarik dengan kisah Pele-Moore di atas.
Usai laga keras yang akhirnya dimenangkan oleh Inggris tersebut, Cohen berniat untuk bertukar jersey dengan Gonzalez namun Alf Ramsey (pelatih timnas Inggris) mencegahnya. Ramsey beralasan bahwa ia tidak akan mengizinkan pemainnya bertukar jersey dengan pemain dari tim yang bermain layaknya hewan di atas lapangan (Ramsey merujuk pada permainan keras yang ditampilkan oleh skuad Argentina pada laga semifinal tersebut).
Di masa kini, John Terry adalah salah satu pemain profesional yang memang gemar untuk mengoleksi jersey lawan-lawannya. Hal ini dilakukan Terry sebagai bentuk penghormatan terhadap momen yang ia dapatkan di setiap laga yang ia lakoni. Kapten Chesea ini bahkan mengemas jersey-jersey lawannya tersebut dengan rapi. Mungkin Terry bermaksud untuk membuka sebuah museum saat pensiun nanti atau ia malah berencana untuk mendapat penghasilan tambahan untuk masa tua-nya dan memasukkan koleksi jersey tersebut ke situs jual beli online seperti Amazon.com? Hehehe...
Pertukaran jersey juga bisa berujung pada terhentinya karir pemain dalam klub tersebut. Hal ini terjadi pada mantan bek Arsenal asal Brasil, Andre Santos.
Dalam big-match antara Manchester United kontra Arsenal pada paruh musim pertama 2012/13 tahun lalu di Old Trafford, Andre Santos langsung mendekati van Persie dan mengisyaratkan untuk bertukar jersey ketika peluit panjang babak pertama dibunyikan oleh wasit yang memimpin laga tersebut.
Momen ini sontak memancing amarah 'Gooners' [fans Arsenal] yang menganggap Andre Santos telah melakukan pertukaran terlarang dengan van Persie yang memang dicap sebagai pengkhianat ketika memutuskan untuk pindah ke Manchester United di awal musim ini. Insiden in ipun akhirnya menjadi lelucon yang memaksa Andre Santos mengepak koper dan harus pergi dari Emirates Stadium bulan Januari lalu.
Barter jersey di akhir babak pertama juga pernah dilakukan oleh Paulo Ferreira dan Ronaldinho ketika mereka masih membela tim lamanya, Chelsea dan Barcelona.
Momen tersebut terjadi saat Chelsea berhadapan dengan Barcelona di leg kedua Liga Champions Eropa tahun 2005 silam. Pada laga yang akhirnya dimenangkan oleh Chelsea tersebut, Ronaldinho mencetak gol melalui tendangan penalti di babak pertama menyusul pelanggaran yang dilakukan oleh Ferreira. Ronaldinho sepertinya ingin mengucapkan terimakasih dengan mengajak Ferreira bertukar jersey.
Larangan bertukar jersey juga pernah terjadi baru-baru ini, namun yang melarang bukanlah sang pelatih tim seperti yang dilakukan oleh Ramsey pada tahun 1966 silam melainkan oleh pihak klub yaitu Oldham Athletic. Pihak manajemen klub bahkan mengeluarkan pernyataan tertulis terkait larangan tersebut dan dipasang di ruang ganti klub.
Momen unik ini terjadi ketika Oldham Athletic menjamu Everton di ajang Piala FA musim ini. Pihak Oldham Athletic beralasan menerapkan aturan larangan ini karena mereka takut kehabisan stok jersey untuk laga selanjutnya melawan Stevenage di pentas League One.
Dari sekian banyaknya cerita unik pertukaran jersey, mungkin inilah yang paling menarik dan unik, serta paling beruntung menurut saya, karena momen ini terjadi dalam sebuah laga sepakbola wanita antara Korea Selatan versus Swedia pada tahun 2011 lalu.
Barter jersey masih belum menjadi ritual keramat dalam sepakbola wanita. Namun pemandangan berbeda ditunjukkan oleh pesepakbola muda asal Swedia, Josefine Oqvist, usai membantu timnya mengalahkan Korea Selatan. Menariknya lagi adalah alih-alih melakukan pertukaran jersey dengan pemain Korea Selatan, Josefine lebih memilih untuk melakukan barter dengan seorang penonton pria yang pada saat itu mengenakan jersey timnas Jerman. Oh, betapa beruntungnya lelaki itu.[VenBi]
No comments:
Post a Comment
Follow @SemuaInfoBola_ ya! Acc twitter kami!