
Wednesday, July 24, 2013
Mou Ingin Jadi Godfather Premier League

Free Kick Ronaldo Patahkan Tangan Anak 11 Tahun!


Charlie Silverwood
Saturday, July 20, 2013
Owner Manchester City Kian Tajir

Fans Arsenal Di Vietnam Kejar Bus Pemain Hingga 5 KM
Mungkin kisah seperti ini tak pernah dan tak akan pernah dijumpai di Eropa. Tapi di Asia Tenggara, tepatnya di Vietnam, seorang pria dewasa (bukan anak-anak!), rela terus berlari dan berlari mengiringi bus yang membawa pemain Arsenal. Hal yang membuat seluruh pemain The Gunners terharu.
Hampir sejauh 5 km selama sekitar 15 menit, pemuda yang sangat menggilai Arsenal terus berlari dan berlari menyusuri jalanan kota Hanoi. Oliver Giroud terus merekam momen luar biasa ini yang kemudian mengunggah video di facebooknya. Bahkan kemudian pihak Arsenal mengabadikan kisah mengharukan ini dengan memproduksi video yang kemudian diunggah di akun Youtube ArsenalTour.
Berjudul ‘The Running Man’, Wojciech Szczesny menuturkan bagaimana perjuangan seorang pemuda untuk bisa bertemu para pemain idola. Hanya pemuda tersebut yang bertahan untuk terus berlari. Memakai jersey home Arsenal pemuda tersebut bahkan sempat menumpang pengendara motor demi terus mengiringi armada Arsene Wenger.
Hingga akhirnya, bus berhenti dan pemuda berperut bidang tersebut mendapatkan kehormatan bergabung bersama Giroud cs. Disambut bak pahlawan, seluruh pemain Arsenal menyalami pemuda yang mendadak popular.
Wenger, sign him up!
Ketika Tiga Kekuatan Suporter Fanatik Turki Bersatu, Bagaimana Jadinya?
Tiga klub sepak bola utama di Istanbul: Galatasaray, Fenerbahce dan Besiktas, terkenal dengan kelompok suporter fanatiknya. Di saat salah satu di antara ketiganya bertemu, bentrokan dahsyat kerap kali tak terelakkan. Rasa cinta yang berlebih untuk klub kesayangan mampu menghilangkan rasa hormat kepada lawan-lawan mereka. Namun, bagaimana saat ketiganya disatukan?
Persaingan itu seakan-akan hilang saat ketiganya bersatu menentang kebijakan pemerintah Turki yang berencana mengalihfungsikan Taman Taksim Gezi di Taksim Square menjadi replika Barak Militer Taksim dan area komersial. Gelombang protes ini telah berlangsung sejak 28 Mei lalu. Tindakan kasar aparat kepolisian terhadap para demonstran memunculkan rasa nasionalisme rakyat Turki untuk bersatu, termasuk para para suporter sepakbola.
Bersatunya suporter Galatasaray, Fenerbahce dan Besiktas yang terbilang menjadi pemandangan langka, diabadikan melalui sebuah film dokumenter ‘Istanbul United’. Film ini menjadi bukti rasa nasionalisme yang kuat dapat meruntuhkan segala keangkuhan. Inilah untuk kali pertama ketiga suporter fanatik tersebut bersatu untuk Turki. Mereka bahu membahu melawan aparat kepolisian yang dianggap bertindak tidak manusiawi dan menggunakan pengalaman mereka untuk membantu pengunjuk rasa lainnya.
Adakah yang lebih indah dari sebuah persatuan di bawah bendera negara?
Resmi: Tito Vilanova Mundur Sebagai Pelatih Barcelona

Tato Terburuk Pemain Sepakbola
Keputusan memiliki tato (gambar yang akan menjadi bagian di kulit tubuh anda sampai mati) adalah sebuah keputusan yang tidak boleh dianggap enteng.
Hampir seluruh pemain sepakbola memiliki tato yang sudah menjadi gaya hidup di era modern saat ini.
Ketika karir pekerjaan yang kita punya mungkin hanyalah 20 tahun terakhir dari umur hidup kita, sama seperti pesepakbola, sangat sulit untuk merenungkan gambar tato apa yang akan menempel di tubuh kita. Mungkin hal itulah yang membuat beberapa pemain mempunyai gambar tato seperti sampah di tubuh mereka.
Berikut ini adalah gambar tato-tato paling buruk yang pernah saya lihat di tubuh pemain sepakbola dunia.
An arrow and Japanese alphabet
Saya bingung melihat tato di lengan kanan mantan bomber timnas Italia, Christian Vieri, yang menampilkan gambar sebuah anak panah dan beberapa huruf Jepang tanpa arti. Mungkin Vieri ingin menampilkan kesan tato bergaya abstrak tapi malah tampak seperti coretan asal-asalan seseorang yang terjebak dalam momen membosankan.
Cologne
Sepakbola adalah industri yang selalu berubah-ubah. Anda bisa saja menjadi pahlawan tim yang sangat dicintai dan dipuja oleh fans, namun seiring berjalannya waktu anda juga bisa berubah menjadi musuh bagi fans-fans tersebut. Karena alasan inilah, keputusan Lukas Podolski [Jerman/Arsenal] membuat tato bertuliskan 'Cologne' di lengan kanannya adalah sebuah keputusan yang sangat beresiko, selain gambar [dan maknanya] yang sangat buruk.
Drunken Jesus, huh?
Tato di punggung pemain Reading, Noel Hunt [Republik Irlandia], terlihat seperti pemabuk yang pingsan dalam sebuah pesta ditarik oleh teman-teman religiusnya untuk sebuah lelucon pesta.
Lava lamp tattoo
Torsten Frings [mantan pemain timnas Jerman] merupakan salah satu contoh dari salah satu kelemahan yang paling mendasar dalam seni tato: perubahan mode. Motif tato di lengan Frings mungkin terlihat keren pada periode '80-90an. Tapi sekarang? Gambar tersebut lebih seperti sebuah lava atau buah pir milik George V.
The mediocre midfielder with the dragon tattoo
Salah satu ciri khas dari gelandang Fenerbahce asal Portugal, Raul Meireles, adalah tato yang memenuhi hampir di seluruh tubuhnya. Namun apa yang ia tampilkan melalui tato di punggungnya menunjukkan bahwa Meireles adalah salah satu anggota Yakuza terburuk di dunia. Atau ia berharap ingin menggantikan Rooney Mara sebagai pemeran utama sekuel 'The Girl with the Dragon Tattoo'?
Motif macan tutul
Hampir seluruh tubuh Djibril Cisse [Prancis/Queen Park Rangers] dipenuhi dengan tato. Namun motif tutul-tutul yang ia pilih malah membuat Cisse seperti seekor macan tutul yang baru lolos dari taman safari. Cool? C'est ennuyeux, monsieur.
Nocerino 23
Antonio Nocerino [Italia/AC Milan] mempunyai tato di bagian bawah punggungnya yang dikenal dengan 'tramp stamp' atau 'cap gelandangan' dalam teminologi Jerry Springer Show. Tato bertuliskan 'Nocerino 23' tersebut benar-benar tidak menggambarkan diri Nocerino karena ia saat ini berusia 28 tahun dan mengenakan jersey bernomor punggung 8 di AC Milan. 23? Are you fucking kidding me, Nocerino?
No one can take away your pain so don't let anyone take your happiness
Tato di kaki kiri Andre Santos [Brasil/Arsenal] yang bertuliskan "No one can take away your pain so don't let anyone take your happiness" hanyalah omong kosong yang sering dibagikan ABG labil di situs jejaring sosial. Belum lagi campuran font yang sangat menggangu mata semakin menambah kesan buruk tato ini. Perlu setrika untuk menghapus tato ini, Andre Santos?
Penggalan kepala Michael Jackson?
Mungkin tato di bagian rusuk Wesley Sneijder [Belanda/Galatasaray] ingin menampilkan gambar wajah seseorang yang sangat dekat dengannya yang malah kelihatan seperti penggalan kepala bintang pop Amerika Serikat, Michael Jackson. Seharusnya Sneijder menambahkan nama seseorang di bawah gambar tersebut agar semua fansnya tahu wajah siapa yang ada di bagian rusuknya tersebut.
Permata warna-warni
Gambar 4 permata dengan warna yang berbeda di bisep kanan Marco Materazzi [mantan pemain timnas Italia] tampak seperti salah satu game Facebook atau banner sebuah toko perhiasan di mall pusat kota. Hmmm...
Sayap di punggung
Tato sayap yang hampir memenuhi punggung Stephen Ireland [Republik Irlandia/Aston Villa] mungkin terinspirasi dari Ralph Fiennes yang memerankan karakter pembunuh berantai dalam film 'Red Dragon'. Sayangnya, gambar ini terlihat sangat buruk di tubuh pemain berusia 26 tahun tersebut.
Warning: Don't slide on the floor
Tato pemain AS Roma dan timnas Italia, Daniele De Rossi, tampak seperti sebuah tanda peringatan bahwa meluncur di lantai dapat menyebabkan orang lain mengalami amputasi kaki kiri. Lucu sih, tapi buruk.
Thursday, July 18, 2013
Sambut Kedatangan Liverpool, Ibu Hamil Ini Ingin Anaknya Seperti Gerrard


Tak Ingin Pakai Wonga, Papiss Cisse Tak Diajak Ke Tur Newcastle United

Tak Ingin Pakai Wonga, Papiss Cisse Tak Diajak Ke Tur Newcastle United

Kesan Indonesia Di Mata Penggawa Arsenal







Lukas Podolski: Sangat luar biasa bisa berada di tengah banyaknya suporter Arsenal di Indonesia. Aku berterima kasih atas sambutan luar biasa itu dan berharap bisa mengunjungi Indonesia lagi tahun depan.
7. Olivier Giroud

Olivier Giroud: Disini menyenangkan. Saya ingin kembali lagi ke Indonesia.
8. Kieran Gibbs

Kieran Gibbs: Saya tak menyangka akan seperti ini. Pendukung Arsenal di Indonesia 'gila'. Saya hormat pada mereka! Anda lihat pendukung kami di sini begitu banyaknya. Saya tak akan menyesal pernah ke sini.
9. Theo Walcott

Theo Walcott: Saya melakukan berbagai hal di Indonesia. Mencari pengalaman baru selama berada di sini. Salah satunya mencicipi makanan khas di Indonesia.
10. Jack Wilshere

Jack Wilshere: Budaya di Indonesia sangat menarik. Begitu juga dengan fans tentunya.
11. Thomas Eisfeld

Thomas Eisfeld: Kemenangan besar..! Atmosfer luar biasa di Indonesia, terima kasih banyak kawan-kawan..! Menuju Vietnam ..!
Tevez Cetak Gol Pertama Untuk Juventus

Full-back Marco Motta membuka keunggulan La Vecchia Signora, sebelum akhirnya Carlitos yang dibeli dari Manchester City senilai €12 juta Euro, mencetak gol kedua di penghujung babak pertama.
Sedangkan Alessandro Matri mencetak gol ketiga di awal babak kedua. Mirko Vucinic juga menorehkan namanya di papan skor dengan dua golnya dari titik putih.
Pemain akademi; Federico Mattiello menggenapkan keunggulan menjadi 6-0 di menit ke-90'. Dan Matri menutup kemenangan telak Juventus menjadi 7-0 saat injury time.
Selain Tevez, dua rekrutan terbaru lainnya; Fernando Llorente dan Angelo Ogbonna juga turun dalam pertandingan tersebut
Sunday, July 14, 2013
Kisah Unik Pertukaran Jersey Para Pesepakbola
Pertukaran jersey antar pemain sepakbola saat ini sudah menjadi tradisi dan 'ritual' unik yang kerap terjadi di akhir laga.
Ritual tukar jersey ini bisa dikatakan adalah sisa-sisa peninggalan nenek moyang manusia yang masih eksis hingga peradaban modern saat ini yaitu sistem barter, sebuah sistem perdagangan yang paling masuk akal menurut hemat saya.
Tradisi saling bertukar jersey ini tentu saja memiliki asal-usul yang tertulis dalam buku besar catatan sejarah dunia sepakbola. Menurut data yang ada, bertukar jersey dilakukan sebagai cindera mata pertama kali dilakukan pada laga Prancis kontra Inggris tahun 1931 silam. Semenjak itu, ritual ini terus dilakukan hingga kini.
Dalam laga Arsenal kontra Manchester United beberapa saat yang lalu, ada cerita menarik dari Robin van Persie dan Theo Walcott. Dua manusia ini melakukan pertukaran jersey di dalam lorong pemain. Mereka melakukan hal ini dengan maksud untuk menghindari fans yang akan menghina mereka habis-habisan andai barter tersebut dilakukan di tengah lapangan.
Terdapat juga sejumlah kisah unik lainnya terkait pertukaran jersey antar pemain sepakbola yang menarik untuk diingat, mulai dari yang terkesan elegan hingga yang menimbulkan kontroversi.
Pele (Brasil) dan Bobby Moore (Inggris) mempunyai kisah unik saat mereka memperkuat timnas masing-masing dan bertanding pada Piala Dunia 1970 di Meksiko. Kedua pemain ini melakukan pertukaran baju di akhir laga yang dipicu oleh dua momen penting.
Momen pertama adalah penyelamatan gemilang yang dilakukan oleh kiper timnas Inggris, Gordon Banks, dari peluang 99% gol milik Pele. Dan yang kedua adalah tackle penyelematan yang dilakukan oleh Moore untuk menghalau peluang Jairzinho. Kedua momen ini membuat penonton yang hadir di stadion bergemuruh.
Untuk menunjukkan rasa hormat dan kekaguman, Pele mendekati Moore di akhir laga dan kedua pesepakbola manusia tersebut berpelukan sembari menukar jersey satu sama lain. Pele juga pernah berkata kepada media bahwa Moore merupakan salah satu bek tangguh dan sulit untuk ditaklukkan dalam karirnya di atas lapangan hijau.
Cerita pertukaran jersey antara George Cohen dan Alberto Gonzalez dalam laga Inggris kontra Argentina di babak semifinal Piala Dunia 1966 tak kalah menarik dengan kisah Pele-Moore di atas.
Usai laga keras yang akhirnya dimenangkan oleh Inggris tersebut, Cohen berniat untuk bertukar jersey dengan Gonzalez namun Alf Ramsey (pelatih timnas Inggris) mencegahnya. Ramsey beralasan bahwa ia tidak akan mengizinkan pemainnya bertukar jersey dengan pemain dari tim yang bermain layaknya hewan di atas lapangan (Ramsey merujuk pada permainan keras yang ditampilkan oleh skuad Argentina pada laga semifinal tersebut).
Di masa kini, John Terry adalah salah satu pemain profesional yang memang gemar untuk mengoleksi jersey lawan-lawannya. Hal ini dilakukan Terry sebagai bentuk penghormatan terhadap momen yang ia dapatkan di setiap laga yang ia lakoni. Kapten Chesea ini bahkan mengemas jersey-jersey lawannya tersebut dengan rapi. Mungkin Terry bermaksud untuk membuka sebuah museum saat pensiun nanti atau ia malah berencana untuk mendapat penghasilan tambahan untuk masa tua-nya dan memasukkan koleksi jersey tersebut ke situs jual beli online seperti Amazon.com? Hehehe...
Pertukaran jersey juga bisa berujung pada terhentinya karir pemain dalam klub tersebut. Hal ini terjadi pada mantan bek Arsenal asal Brasil, Andre Santos.
Dalam big-match antara Manchester United kontra Arsenal pada paruh musim pertama 2012/13 tahun lalu di Old Trafford, Andre Santos langsung mendekati van Persie dan mengisyaratkan untuk bertukar jersey ketika peluit panjang babak pertama dibunyikan oleh wasit yang memimpin laga tersebut.
Momen ini sontak memancing amarah 'Gooners' [fans Arsenal] yang menganggap Andre Santos telah melakukan pertukaran terlarang dengan van Persie yang memang dicap sebagai pengkhianat ketika memutuskan untuk pindah ke Manchester United di awal musim ini. Insiden in ipun akhirnya menjadi lelucon yang memaksa Andre Santos mengepak koper dan harus pergi dari Emirates Stadium bulan Januari lalu.
Barter jersey di akhir babak pertama juga pernah dilakukan oleh Paulo Ferreira dan Ronaldinho ketika mereka masih membela tim lamanya, Chelsea dan Barcelona.
Momen tersebut terjadi saat Chelsea berhadapan dengan Barcelona di leg kedua Liga Champions Eropa tahun 2005 silam. Pada laga yang akhirnya dimenangkan oleh Chelsea tersebut, Ronaldinho mencetak gol melalui tendangan penalti di babak pertama menyusul pelanggaran yang dilakukan oleh Ferreira. Ronaldinho sepertinya ingin mengucapkan terimakasih dengan mengajak Ferreira bertukar jersey.
Larangan bertukar jersey juga pernah terjadi baru-baru ini, namun yang melarang bukanlah sang pelatih tim seperti yang dilakukan oleh Ramsey pada tahun 1966 silam melainkan oleh pihak klub yaitu Oldham Athletic. Pihak manajemen klub bahkan mengeluarkan pernyataan tertulis terkait larangan tersebut dan dipasang di ruang ganti klub.
Momen unik ini terjadi ketika Oldham Athletic menjamu Everton di ajang Piala FA musim ini. Pihak Oldham Athletic beralasan menerapkan aturan larangan ini karena mereka takut kehabisan stok jersey untuk laga selanjutnya melawan Stevenage di pentas League One.
Dari sekian banyaknya cerita unik pertukaran jersey, mungkin inilah yang paling menarik dan unik, serta paling beruntung menurut saya, karena momen ini terjadi dalam sebuah laga sepakbola wanita antara Korea Selatan versus Swedia pada tahun 2011 lalu.
Barter jersey masih belum menjadi ritual keramat dalam sepakbola wanita. Namun pemandangan berbeda ditunjukkan oleh pesepakbola muda asal Swedia, Josefine Oqvist, usai membantu timnya mengalahkan Korea Selatan. Menariknya lagi adalah alih-alih melakukan pertukaran jersey dengan pemain Korea Selatan, Josefine lebih memilih untuk melakukan barter dengan seorang penonton pria yang pada saat itu mengenakan jersey timnas Jerman. Oh, betapa beruntungnya lelaki itu.[VenBi]
Membandingkan Efisiensi Gol Jawara Lima Liga Top Eropa 2012/13
Barcelona, Bayern Munich, Juventus, Manchester United, dan Paris Saint-Germain merupakan klub-klub penguasa di lima liga lokal paling elit di Eropa.
Kelima klub di atas mampu finis di posisi teratas dengan selisih poin yang cukup meyakinkan dari klub yang menempati posisi runner-up di klasemen akhir liga masing-masing.
Salah satu faktor penting kesuksesan lima klub tersebut menjadi jawara di liga lokal masing-masing adalah mampu mengkonversi peluang menjadi gol.
Data di bawah ini adalah perbandingan efisiensi gol kelima jawara liga lokal Eropa. Peringkat ini disusun dengan melakukan komparasi antara jumlah peluang dan gol yang berhasil dicetak oleh masing-masing tim dalam mengarungi ketatnya kompetisi domestik musim 2012/13 lalu.
1. Barcelona (La Liga Spanyol)
Barcelona kembali menjadi yang terbaik di tanah Spanyol. Musim 2012/13 lalu, Barca menjadi tim yang paling efisien dalam urusan mencetak gol. Dari 397 peluang yang mereka ciptakan di La Liga musim lalu, 115 diantaranya mampu dikonversi menjadi gol. Jumlah gol tersebut juga menjadi yang terbanyak di Eropa musim lalu.
Assist: 91
Kreasi peluang: 397
Total gol: 115
Persentase konversi gol: 28.9%
Efisiensi: 3,45 peluang melahirkan 1 gol
Rating: 7,1
2. Bayern Munich (Bundesliga Jerman)
Kualitas Bayern Munich telah terbukti di musim lalu di mana mereka sukses meraih treble-winner [Bundesliga, DFB Pokal, dan Liga Champions Eropa]. Produktifitas tim yang kini dilatih oleh Pep Guardiola ini menempati urutan ketiga di Eropa --di bawah Barcelona dan Real Madrid-- yakni 98 gol yang tercipta dari 447 peluang.
Assist: 78
Kreasi peluang: 447
Total gol: 98
Persentase konversi gol: 21.9%
Efisiensi: 4,56 peluang melahirkan 1 gol
Rating: 7,3
3. Manchester United (Premier League Inggris)
Jawara Liga Inggris ini mampu mencetak 86 gol dari 438 peluang sepanjang perjalanan musim lalu. Ini berarti mereka mampu mengkonversi hampir 20% dari seluruh peluang yang mereka dapatkan. Ketajaman United musim lalu tak lepas dari striker anyar mereka, Robin van Persie.
Assist: 62
Kreasi peluang: 438
Total gol: 86
Persentase konversi gol: 19.6%
Efisiensi: 5,09 peluang melahirkan 1 gol
Rating: 7
4. Paris Saint-Germain (Ligue 1 Prancis)
Paris Saint-Germain [PSG], dengan materi pemain kelas dunia di setiap lini dan sokongan dana melimpah, akhirnya mampu menjadi kampiun Liga Prancis setelah menunggu hampir dua dekade. Mereka mampu mengkonversi 375 peluang menjadi 69 gol --catatan terburuk dari lima jawara, dan 30 gol diantaranya dicetak oleh Zlatan Ibrahimovic.
Assist: 51
Kreasi peluang: 375
Total gol: 69
Persentase konversi gol: 18.4%
Efisiensi: 5,43 peluang melahirkan 1 gol
Rating: 6,9
5. Juventus (Serie A Italia)
Juventus terus menunjukkan perkembangan yang signifikan dalam dua musim terakhir di bawah asuhan Antonio Conte. Skuad 'Si Nyonya Tua' berhasil kembali dalam bentuk terbaik mereka dan berada di tempat yang semestinya yakni singgasana juara.
Musim lalu, Juventus tercatat sebagai tim yang paling kreatif se-antero Eropa. 522 kreasi peluang yang berhasil mereka ciptakan menunjukkan bahwa skuad 'Bianconeri' diisi oleh pemain-pemain dengan daya imajinasi tinggi. Namun sayangnya hal ini tidak diimbangi dengan penyelesaian yang sempurna dari lini depan mereka. Dari 522 peluang tersebut, barisan penyerangan Juventus hanya mampu mengkonversinya menjadi 71 gol dengan rasio 1 gol di setiap 7 peluang: buruk dan memalukan!
Assist: 45
Kreasi peluang: 522
Total gol: 71
Persentase konversi gol: 13.4%
Efisiensi: 7,35 peluang melahirkan 1 gol
Rating: 7,1
(Credit: Squawka & WhoScored)