Tuesday, June 25, 2013

Menyerahkan Ekspektasi Pada 'Tangan-Tangan' Anyar

Tiga klub dari lima besar Premier League Inggris musim 2012/13 lalu akan mendapat sentuhan dari tangan baru di pinggir lapangan di musim mendatang.

Para nahkoda baru ini datang ke Inggris dengan sambutan harapan tingkat tinggi dari fans-fans: trofi juara.

Mereka adalah David Moyes yang menggantikan Opa Alex Ferguson di Manchester United, Jose Mourinho yang ingin kembali menuliskan kisah cintanya dengan Chelsea, dan yang terbaru adalah Manuel Pellegrini yang akan meneriaki para pemain Manchester City setelah suara Roberto Mancini mendadak habis.

Kebanggaan sekaligus kutukan Manchester United untuk David Moyes



Manajer asal Skotlandia ini bukanlah orang baru di Premier League. Selama 11 tahun, Moyes telah melakukan pekerjaan yang luar biasa untuk Everton: sebuah klub dengan finansial biasa-biasa saja yang mampu dibawanya menjadi salah satu batu kerikil bagi tim-tim papan atas Premier League.

Mulai musim 2013/14 mendatang, Moyes resmi menjadi pelatih baru jawara Premier League musim lalu, Manchester United. Menjadi suksesor manajer sekelas Sir Alex Ferguson dalam tim sekelas 'Red Devils' adalah suatu kebanggaan sekaligus kutukan bagi Moyes. Bukan perkara mudah untuk menyamai rekor Opa Fergie di MU. Akan tetapi, Moyes pun tidak harus menjadi Ferguson yang selalu mengunyah permen karet di pinggir lapangan, atau ikut-ikutan mengenakan kacamata.

Moyes 'hanya' perlu membuktikan bahwa ia mampu memenuhi ekspektasi fans Manchester United yang selalu ingin mendekap, paling tidak, satu trofi di akhir musim. Dan laga Community Shield versus Wigan Athletic di awal musim 2013/14 bisa jadi langkah awal Moyes untuk membujuk fans United melupakan Sir Alex yang kini tengah menikmati masa pensiunnya.

Jose Mourinho CLBK dengan Chelsea



Pelatih asal Portugal ini kembali ke Stamford Bridge dengan gaya dan watak khas-nya. Dalam sebuah wawancara beberapa waktu yang lalu, Mourinho mengatakan sangat bahagia bisa kembali dan berada dalam klub yang benar-benar mencintainya. Mourinho menambahkan bahwa ia kini bukanlah 'The Special One' melainkan 'The Happy One'.

Mourinho diyakini mampu mengulang romantisme kesuksesannya di Chelsea beberapa tahun silam dan kembali menghadirkan kebanggaan di Stamford Bridge. Banyak faktor yang akan mendukung pernyataan tersebut. Namun ada beberapa pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan oleh Mourinho. Anyway, welcome home Mou!

Manuel Pellegrini yang harus bisa membangunkan Manchester City dari hibernasinya



Keberhasilan Pellegrini menjadikan Malaga sebagai kekuatan yang mulai diperhitungkan di Spanyol dan Eropa membuat jutawan Sheikh Mansour melabuhkannya ke Etihad Stadium di musim depan.

Pelatih asal Chili ini diharapkan mampu memperbaiki performa skuad City yang terlalu banyak tidur dalam pertandingan-pertandingan penting di musim lalu. Dengan sokongan dana yang melimpah, Pellegrini wajib mengisi lemari museum City dengan trofi di akhir musim.



Fenomena ini tidak hanya terjadi di Premier League. Beberapa klub Serie A Italia juga mengambil langkah serupa demi harapan mereka mengangkat trofi di akhir musim dan mengakhiri dominasi Juventus. Setidaknya ada tiga klub papan atas Serie A yang akan ditangani oleh manajer baru di musim depan.

Presiden Napoli, Aurelio De Laurentiis, menunjuk Rafael Benitez yang sukses mengantarkan Chelsea merengkuh gelar Liga Europa musim lalu untuk menjadi suksesor pelatih sebelumnya. Benitez diharapkan mampu melanjutkan tren positif Napoli di Serie A serta tidak menjadi tim penggembira di ajang Liga Champions Eropa musim depan.

Dari ibu kota Italia, Rudi Garcia resmi melatih AS Roma. Pelatih asal Prancis ini mengemban tugas untuk mematangkan skuad muda 'Gialorossi' dan kembali membawa AS Roma menjadi pasukan 'serigala ibu kota' yang disegani di Italia. Sedangkan Inter Milan yang musim lalu menjadi tim pesakitan di bawah asuhan Andrea Stramaccioni dan finis di urutan ke-9 resmi dilatih oleh Walter Mazzarri.



Last but not least adalah kembalinya Pep Guardiola ke dunia sepakbola untuk menjadi suksesor Jupp Heynckes yang mampu mempersembahkan musim yang luar biasa untuk Bayern Munich. Semua mata pasti akan tertuju pada pelatih berkepala plontos yang identik dengan 'tiki-raka' ini. Pertanyaannya adalah seberapa efektifkah 'tiki-taka' jika diterapkan di Bayern Munich dan Bundesliga Jerman musim depan.

Menarik dinantikan apa yang bisa dilakukan oleh 'tangan-tangan' anyar di atas di musim depan. We'll see.

No comments:

Post a Comment

Follow @SemuaInfoBola_ ya! Acc twitter kami!